Kapitang Massalanra, Panglima Perang Datu Lowa
![function toUpperCase() { [native code] }mages](/_next/image?url=%2Fimages%2Fkapitang-massalanra-panglima-perang-datu-lowa%2Fbanner.jpg&w=3840&q=100)
- Published on
Mungkin banyak orang yang tidak tahu atau bahkan di kabupaten Wajo sendiri kurang begitu mengenal sosok ini. Menurut berbagai literatur yang pernah saya baca dan analisis silsilah dari keturunannya saat ini, beliau kemungkinan besar hidup di akhir 1800-an, sekitar 1860-1890, ini hanya sekedar hipotesa saja. Bagi kami masyarakat yang dulunya mendiami wilayah administratif Desa Lowa sangat mengagumi dan menghormati Kapitang Massalanra, bahkan disejajarkan dengan Usman Balo dari Rappang atau Kahar Muzakkar bagi orang Luwu meskipun beda zaman dan medan perjuangannya.
Desa Lowa saat ini pecah menjadi 4 wilayah administratif Kecamatan Tanasitolo yaitu Desa Lowa, Desa Mannagae, Desa Tonralipue, dan Desa Inalipue. Orang luar wilayah ini lebih mengenal keempatnya dengan sebutan Lajokka, saya belum tahu secara pasti asal usulnya mengapa dinamai demikian.
Kapitang Massalanra atau dengan nama asli La Massalanra Daeng Mappile sebenarnya bukanlah orang asli Lowa, beliau pendatang dari Amparita yang datang mengembara ke wilayah ini, dan beranak pinak hingga akhir hayatnya dimakamkan disini, tepatnya di pekuburan Awata, desa Mannagae.

Petta Kapitang Massalanra merupakan panglima perang Wilayah Lowa Dan Anabanua.Pada Masa Kepemimpinan Arung Matoa La Koro Batara Wajo. Dalam Sejarah Anabanua Lowa Tertulis 3 Jago Perang Yaitu Jendral Andi Jalante , Kapitang Massalanra , Dan La Potji Jendral Gilireng Laskar Batara Wajo.
Sepanjang hidupnya, beliau adalah orang kepercayaan dari Arung Lowa untuk menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah distrik Lowa. Maka tak heran, beliau sangat dihormati oleh masyarakat setempat.
Konon menurut kepercayaan masyarakat setempat, beliau memelihara sesosok benda, mungkin dihinggapi jin didalamnya yang menjaga dan menemaninya dalam berperang. Makhluk tersebut diberi nama Petta Racca Yang Disimpan Di Rumah MannagaE (disebut mannagae yaitu adanya bentuk kepala naga diatap rumah tersebut) hingga kini Petta Racca masih ada dan disimpan disalah satu rumah warga di Dusun Awata, Desa Mannagae. Petta Racca akan dikeluarkan pada saat Acara Mattojang atau Pesta Panen dilangsungkan.
Perjuangan Kapitan Massalanra Yang Terkenal Yaitu Peristiwa jago Perang tahun 1883 . Pada Masa itu Belanda mencoba menyerang Kerajaan Wajo dan Arung Matoa La Koro membentuk pasukan militer dengan organisasi modern yang kita kenal saat ini, seperti jabatan Jenerala (Jendral), Koronele (Kolonel), Manynyoro (Mayor), dan Kapitang (Kapten). Beberapa pimpinan (Panglima) Pasukan Divisi Wilayah yaitu:
- Petta Jalantek Di Tempe
- Kapitan Massalanra Di AwataE Lowa
- Jendral La Pocci Di Gilirang.
